Akankah Rasa Kasih Sayang Menjadi Sebuah Barang Langka?

Setiap diri kita pasti merindukan hadirnya rasa kasih dan sayang dalam kehidupan. Rasa kasih sayang yang akan membawa kedamaian dan ketentraman. Rasa kasih sayang yang tulus yang akan memberikan rasa aman. Sungguh indah rasanya, bila masing-masing dari kita mau menjamin, bahwa diri kita menjadi aman bagi orang lain, dan orang lain pun menjamin dirinya menjadi aman bagi diri kita.Siapakah orangnya yang tak ingin dikasihi dan mengasihi? Diperhatikan keadaannya, didengarkan setiap perkataannya, dan dihargai keberadaannya.

Seperti apakah rasa hidup ini tanpa hadirnya rasa cinta dan kasih sayang? Dan seperti apa pula rasa hidup ini, jika hanya rasa benci saja yang senantiasa dipupuk dan disebar dalam setiap kata dan perbuatan? Pasti semua terasa hambar, menyakitkan dan tiada kesan kedamaian. Dada terasa sempit, wajah terlihat masam, jauh dari kehadiran senyuman. Kehidupan selalu dipenuhi rasa permusuhan serta dicengkeram rasa ketakutan. Memandang kepada sesama manusia tidak lagi dengan pandangan yang teduh. Banyak hal yang dipandang dengan sinis dan curiga, jauh dari pikiran yang terbuka, prasangka baik dan kelapangan hati.
Lanjutkan membaca “Akankah Rasa Kasih Sayang Menjadi Sebuah Barang Langka?”

Bertanya Pada Diri Sendiri

Ask Yourself! 

Wahai diriku, apa kabarmu hari ini? Adakah engkau dalam keadaan sehat lahir dan batin? Masihkah senyum manis menghiasi bibirmu? Masihkah langkah hidup terasa ringan engkau ayunkan atau malah terasa berat sekali? Masihkah engkau bergegas untuk menjawab panggilan-Nya disaat adzan berkumandang? Adakah perasaan malas dan menunda mulai hinggap di hatimu untuk berbuat kebaikan? Masihkah ucapan istighfar sebagai rasa sesal membasahi bibirmu, untuk setiap ucapan yang nista, pandangan mata yang tak seharusnya, serta bisikan jahat pada hatimu yang akhirnya engkau lahirkan dalam wujud perbuatan?

Lanjutkan membaca “Bertanya Pada Diri Sendiri”

Bimbinglah Hamba…

Ampuni Hamba 

Dimanakah cahaya itu
Yang dahulu selalu menerangi
Disaat gelap ku dapat panduan
Ringan langkah ku ayunkan

Saat tak sadar kuturutkan
Membabi buta tak tentu kira
lenyap logika
semua ku paksa
Tak tahu untung
Tak tahu arah

Benarkah ini maksud hidup?
Mencari dunia
Akhirat ternoda
Walau dunia berwajah ceria
Namun tak bisa menutup luka jiwa
Lanjutkan membaca “Bimbinglah Hamba…”

Kerelaan Diri dan Merasa Cukup

Wajah-Wajah Kepolosan 

Rasa tidak puas atas apa yang diterima dalam kehidupan seringkali menjadikan manusia melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai dan norma yang di anut. Terkadang, ukuran kecukupan dalam perolehan apapun di dunia ini dipandang begitu relatif, kecuali bagi orang-orang yang sadar dan mencukupkan dirinya dengan segala hal yang telah ia terima.

Kita bisa menyaksikan, bagaimana kesudahan orang-orang terkenal dalam beberapa bidang kehidupan, yang jelas-jelas terpenuhi secara materi, dimana hartanya berlimpah, memiliki anak-anak yang sehat dan lucu, keluarga yang sejahtera serta hampir tak pernah susah untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginan dalam hidup, namun masih saja terlibat banyak kasus-kasus kejahatan yang akhirnya menghantarkan diri mereka masuk ke dalam penjara sebagai akibat pelanggaran hukum.
Lanjutkan membaca “Kerelaan Diri dan Merasa Cukup”

Alam-Mu Hiburanku…

SenjaRasa lelah duduk sepanjang hari ini membuatku beranjak dan melangkah sejenak keluar ruang kerjaku. Ku buka pintu, lalu sejenak ku pandangi langit senja yang memberi tanda masuknya kegelapan malam. Cuaca memang tengah mendung saat itu. Gumpalan awan hitam berjalan berputar dalam hembusan tiupan angin semilir yang sejuk membelai kulitku.

Lalu, ku alihkan pandanganku. Ku lihat diantara dahan-dahan pepohonan yang lebat daunnya. Ternyata, Daun-daun menari dihadapanku sambil tersenyum dengan manjanya. Ceria, meski mereka tak mampu beranjak dari tempatnya. Luapan kegembiraan mereka seolah tertular padaku, bukan hanya membuatku tersenyum, ternyata lebih dari itu.
Lanjutkan membaca “Alam-Mu Hiburanku…”

Memandang Kehidupan

Saudaraku,

Seperti apakah diri kita memandang kehidupan dunia ini? Apakah kita harus menafikan dan meninggalkannya dalam rangka untuk berkonsentrasi dan menyendiri untuk beribadah kepada Allah SWT? Seperti apakah kita semestinya menempatkan posisi diri kita di atas permukaan bumi ini?

Syeikh Abdullah bin Alwi Al Haddad dalam sebuah syairnya menyebutkan, “Ambillah dunia yang sampai padamu, dan dengan itu berjuanglah menuju Tuhanmu. Berjuanglah dengan penuh kesungguhan dan kemudian perhitungkanlah”.
Lanjutkan membaca “Memandang Kehidupan”

Sebuah Kesadaran

 daun-nya.jpg

Begitu banyak pelajaran berharga yang akan kita petik jika mau membuka hati, bersedia menjadi pendengar yang baik, serta tidak buru-buru tersinggung atas nasihat orang lain. Sesungguhnya kita ini bukanlah siapa-siapa, selain seorang manusia yang cenderung terjatuh dalam kelalaian serta senantiasa butuh petunjuk dan bimbingan dari-Nya. Kesempitan hidup selalu menghadirkan rintihan di hati. Tiada tempat bergantung serta berharap selain kepada Allah SWT.

Lanjutkan membaca “Sebuah Kesadaran”